. Lembaga Sertifikasi Profesi: 11/27/14

Kamis, 27 November 2014

Lulusan SMK 2015, siap berkompetensi di ERA MEA 2015

Mulai tahun 2015 nanti, lulusan SMK tidak hanya mempunyai ijazah sebagai bukti kelulusan, tetapi mereka juga memegang sertifikasi keahlian sesuai dengan bidan atau jurasan yang mereka kuasai.
Dengan demikian lulusan SMK bisa bersaing dengan tenaga kerja asing yang akan bebas masuk ke Indonesia. Teknis sertifikasi dilakukan antara sekolah dengan lembaga sertifikasi yang diakui oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Melalui program sertifikasi ini lulusan SMK diharapkan akan dapat bersaing di era Masyarakat Ekonomiu ASEAN (MEA).
 
Sertifikasi lulusan SMK ini juga harus dapat diakui oleh negara-negara ASEAN. Dengan pemberlakuan MEA tentunya muncul komitmen dari seluruh negara anggota ASEAN untuk mengakui sertifikasi keahlian masing-masing negara.
Jadi nantinya lulusan SMK Indonesia bisa dengan mudah mencari pekerjaan di negara-negara ASEAN. Begitu sebaliknya
 
Untuk tahap awal, sertifikasi lulusan SMK berada di level pemula. Tetapi ke depan akan terus ditingkatkan level keahlian nya. Program sertifikasi lulusan SMK ini menimbulkan konsekuensi perbaikan kualitas pembelajaran.


HADAPI MEA 2015, PENDIDIKAN KETRAMPILAN HARUS DIPERKUAT

Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 salah satu cara di dalam menghadapi derasnya mobilitas arus orang, barang dan jasa yaitu dengan memperkuat keterampilan khususnya di sektor pendidikan.

Pendidikan keterampilan harus terus diperkuat, caranya dengan menambah sekolah kejuruan yang ada. Saat ini, jumlah SMK di Indonesia 60 berbanding 40 persen dari sekolah umum atau SMU. Berbeda dengan negara maju di Eropa yang memberikan perhatian besar kepada sekolah kejuruan..

Sekolah kejuruan oleh negara eropa seperti Jerman, Denmark dan Norwegia dalam kesiapannya menghadapi pasar tunggal eropa telah memfokuskan jumlah sekolah kejuruan sebesar 70 persen dibanding sekolah umum sebesar 30 persen. “Jerman telah memberikan perhatian lebih kepada sekolah kejuruan yang telah memiliki sumber daya yang siap bekerja di pasar tenaga kerja. Mereka bahkan menggandeng perusahaan yang membutuhkan skill dan kompetensi dari tenaga terampil di SMK untuk diajak bekerja dalam perusahaannya,

Pemerintah daerah harus mendirikan sekolah kejuruan menyesuaikan dengan pasar dan sumber daya di setiap daerah. Sekolah kejuruan seperti itulah yang akan mencetak tenaga kerja terampil dan disesuaikan dengan kebutuhan dari perusahaan yang berdiri di masing-masing daerah.
 
Mendirikan SMK disesuaikan dengan kebutuhan daerah akan memberikan keuntungan positif. Perusahaan tidak perlu mencari tenaga kerja dari luar daerah, mereka cukup menunggu lulusan SMK yang telah dipersiapkan diri dilatih skill, kemampuan, pengetahuan dan kompetensinya pada saat di sekolah. “Inilah salah satu contoh yang baik, dimana kemitraan antara sekolah dengan perusahaan dalam menyapkan tenaga kerja terampil di bidangnya bisa terakomodasi dengan baik,
 
Pentingnya standarisasi terhadap sumber daya yang ada. Standarisasi menjadi sesuatu yang penting di dalam memenuhi permintaan di pasar tenaga kerja. Standarisasi dilakukan tidak hanya standar dari Standart Nasional Indonesia (SNI) melainkan harus diakui di pasar kerja international.

Ke depan, siswa SMK tidak boleh lengah terhadap kemajuan zaman yang pesat. Pemerintah dan dunia pendidikan akan terus bekerja keras agar lulusan SMK dapat melahirkan lulusan yang hebat dan berdaya saing.