Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah memenuhi standar kompetensi guru.
Sertifikasi guru bertujuan untuk:
(1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
(2) meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan,
(3) meningkatkan martabat guru,
(4) meningkatkan profesionalitas guru.
Guru dalam jabatan adalah guru PNS dan Non PNS yang sudah mengajar pada satuan pendidik, baik yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat, dan sudah mempunyai perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.
Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman
berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai
guru dalam interval waktu tertentu. Sertifikasi profesi bisa juga sebagai data bukti fisik sebagai tambahan untuk mengajukan Sertifikasi Guru.
Dasar Hukum
Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan adalah sebagai berikut.
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan
A) Prinsip Sertifikasi
Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel Objektif yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikat pendidik yang
impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi standar pendidikan
nasional. Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui
peningkatan mutu guru dan kesejahteraan guru. Sertifikasi guru
merupakan upaya Pemerintah dalam meningkatkan mutu guru yang dibarengi
dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji
sertifikasi guru akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji
pokok sebagai bentuk upaya Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
guru. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai
negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus non-pegawai negeri
sipil (non PNS/swasta). Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru
maka diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan
di Indonesia secara berkelanjutan.
Tujuan dan Manfaat Sertifikasi
Sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan mutu dan menentukan
kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Adapun manfaat ujian sertifikasi
guru dapat diperikan sebagai berikut.
- Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru.
- Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional.
- Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK , dan kontrol mutu dan jumlah guru bagi pengguna layanan pendidikan.
- Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku
- Memperoleh tujangan profesi bagi guru yang lulus ujian sertifikasi.
B. Kompetensi Guru Profesional
Kompetensi (competency) didefinisikan dengan berbagai cara, namun pada
dasarnya kompetensi merupakan kebulatan penguasan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja, yang
diharapkan bisa dicapai seseorang setelah menyelesaikan suatu program
pendidikan. Sementara itu, menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
No. 045/U/2002, kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan
cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas
sesuai dengan pekerjaan tertentu.
1) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
2) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan
dialogis. Secara substantif kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
3) Kompetensi Profesional
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam
yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum matapelajaran di
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut,
serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
4) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar