BANDUNG - Priyantono Rudito, Direktur Human Capital Management PT Telkom menegaskan sertifikasi profesi merupakan keharusan menghadapi tantangan global, dalam kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Ia menyampaikan hal itu setelah menerima piagam penghargaan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) atas komitmen menghasilkan 1.000 sertifikat bidang fiber optik kurang dari setahun, kemarin.
“Sertifikasi untuk meningkatkan kompetensi. Di era pasar bebas, termasuk MEA, menjadi referensi atau acuan karena kompetensi dibuktikan melalui sertifikat tersebut,” jelas dia. Sehubungan dengan hal itu, pihaknya telah membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi.
Lembaga itu LSP memberikan uji kompetensi di bidangnya. BUMN Telekomunikasi tersebut juga terus melakukan sertifikasi atas ribuan karyawannya. Untuk keperluan itu, dialokasikan anggaran Rp 40 miliar. “Kami sudah mengantisipasi tantangan global itu sejak dua tahun lalu,” ungkap dia.
Daya Saing
Ketua BNSP Ajat Darajat menyebutkan, era globalisasi tak bisa dihindari. Sertifikasi merupakan antisipasi agar tetap bisa menjaga daya saing. Tahun ini, lembaganya menargetkan lima juta orang tersertifikasi dari beragam sektor. Sejumlah upaya tengah dilakukan, termasuk penambahan LSP di seluruh Indonesia. “Realisasinya sudah emnpat jutaan. Itu bagian dari RJPM 2014-2019 yang mencapai 20 juta orang.
Tantangannya memang rumit, salah satunya sertifikasi dilakukan berulang,” tambah dia. Untuk akselerasi, pihaknya akan melakukan ekstensifikasi dari 128 LSP. Di antaranya merangkul Kemendikbud, terutama pada tataran SMK. Demikian pula LSP di sektor industri. Diharapkan muncul 800 LSP dengan kinerja jelas.
Sumber : suaramerdeka.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar