Dalam dunia kerja, seorang calon karyawan seringkali diharapkan memiliki kompetensi tertentu atas jabatan kerja
yang dimasuki. Hal ini menjadi acuan bagi perusahaan untuk tahu
kemampuan kerja kita sebagai calon karyawan. Tidak hanya itu, melalui
kompetensi yang kita miliki perusahaan lebih mengetahui posisi apa yang
cocok dan tepat untuk kita. Bukan menjadi acuan baku bahwa kompetensi
menjadi suatu hal paling penting untuk dimiliki seorang karyawan, tetapi
sebagai calon karyawan kita perlu tahu kira-kira kompetensi seperti apa
yang umumnya diinginkan perusahaan.
Apa sih kompetensi kerja itu?
Kompetensi dapat diartikan sebagai karakter individu yang dapat diukur dan ditentukan untuk menunjukkan perilaku dan performa kerja
tertentu pada diri seseorang (Spencer, McClelland & Spencer, 1994).
Jadi, kompetensi merupakan panduan bagi perusahaan untuk menunjukkan
fungsi kerja yang tepat bagi seorang karyawan. Kompetensi berkaitan
dengan sikap (apa yang dikatakan dan dilakukan seseorang) yang
menunjukkan performa seseorang baik atau buruk. Banyak sekali studi dan
penelitian yang membahas tentang kompetensi di dunia kerja ini.
Kenapa sih kompetensi diperlukan?
Pada dunia kerja, kompetensi dibutuhkan untuk mengetahui tipe pekerjaan
seperti apa yang tepat bagi seseorang. Apabila kompetensi atas diri
seorang karyawan telah diketahui maka perusahaan pun mampu membantu
untuk mengembangkan pribadi melalui training atau pelatihan tertentu.
Selain itu, kompetensi yang dimiliki seorang karyawan mampu menjadi
petunjuk bagi perusahaan untuk mengetahui sejauh mana ia mampu
menampilkan diri dan memberikan hasil kerja optimal untuk perusahaan.
Sejauh mana kompetensi bisa dikembangkan?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kompetensi
membantu perusahaan untuk mendeskripsikan bagaimana kinerja seseorang.
Hal ini tentu saja berkaitan dengan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan
kerja seseorang atas bidang kerja tertentu. Kompetensi
merepresentasikan dimensi kerja yang penting bagi diri seseorang. Nah,
dari kompetensi yang tampak inilah perusahaan jadi lebih mengetahui
bagaimana seorang bertanggung jawab, menyelesaikan masalah, dan
mentransfer informasi kepada orang lain terkait tugas yang
diinstruksikan oleh atasannya. Intinya, kompetensi digunakan untuk
merencanakan, membantu, dan mengembangkan perilaku dan kinerja
seseorang. Tidak hanya itu, melalui kompetensi kerja seorang karyawanlah
perusahaan dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan pekerjanya
(Anderson, Ones, Sinangil & Viswesvaran, 2005).
Apakah perusahaan punya standard kompetensi atas karyawannya?
Tentu saja setiap perusahaan punya kriteria
kompetensi tertentu yang diharapkan dari para karyawannya. Bahkan banyak
perusahaan telah menyusun standard kompetensi atas setiap posisi yang
ada di perusahaannya. Bukan melalui cara yang mudah setiap perusahaan
membuat kompetensi tertentu untuk para karyawannya, perusahaan akan
memetakan kompetensi dalam bentuk perilaku terkait tugas, kemampuan, dan
tanggung jawab untuk mengetahui kematangan bersikap serta berpikir
seorang karyawan. Namun, kompetensi tidak selalu berhubungan langsung
secara pasti dengan perilaku yang harus dimiliki atas suatu fungsi tugas
dalam jabatan. (Jackson & Schuler, 1990; Kerr, 1982; Snow &
Snell, 1993).
Kompetensi apa saja sih yang harus dimiliki seorang karyawan?
Walaupun bukanlah suatu patokan baku, tetapi pada
umumnya perusahaan ingin memiliki karyawan yang punya kompetensi
(Spencer & Spencer, 1994), antara lain sebagai berikut :
- Semangat berprestasi untuk mencapai target kerja (Achievement to work)- Teliti dan punya perhatian terhadap tugas kerja (Concern for order)
- Proaktif (Initiative)
- Punya keingintahuan tinggi (Information seeking)
- Berempati terhadap orang lain (Interpersonal understanding)
- Berorientasi kepada pelanggan (Customer service orientation ) *bila perusahaan bergerak di jasa pelayanan
- Kemampuan komunikatif yang diplomatis dan persuasif (Communicative – Impact and influence)
Darimana perusahaan tahu kompetensi pekerjanya?
Kita terbiasa untuk melakukan proses seleksi melalui
tahapan yang cukup panjang saat melamar di perusahaan tertentu. Dari
proses awal sampai tahap interview
akhir inilah perusahaan melihat kompetensi apa saja yang dimiliki calon
karyawannya, bahkan dari sejak kita mengirimkan curriculum vitae kepada
mereka. Proses psikotes yang ditambah dengan interview mendalam dari
perusahaan dapat memperjelas kompetensi yang dimiliki seseorang.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka sebaiknya
sebagai seorang pekerja kita mampu menampilkan kompetensi optimal kepada
perusahaan. Bukan berarti berusaha menampilkan diri sebaik mungkin,
tetapi menjadi pribadi pekerja yang apa adanya. Hal ini karena
sesungguhnya setiap orang punya kompetensi unik yang dapat dikembangkan
lebih baik demi mencapai posisi sebagai pekerja yang mampu
mengaktualisasikan diri.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar